Sunday, August 10, 2014

Pembalikan dan Perlawanan (BAB V)

1.      Pembalikan

Membalikkan adalah mengganti subyek dan predikat, sehingga dulunya subyek, sekarang menjadi predikat, dan yang dulunya subyek, tanpa mengurangi keputusan itu. Hal ini di mungkinkan oleh kesamaan antara subyek dan predikat tetapi sering kali tidak sama . karena itu perlulah orang mengetahui hukum-hukum pembalikan itu

1.1  Macam-macam pembalikan  yang di sebut pembalikan seluruhnya. Yang lain di sebut pembalikan sebagainya .

1.      Pembalikan seluruhnya. Adalah pembalikan dimana luasnya tetap sama. Pembalikan ini terjadi pada  keputusan E yang menjadi keputusan E dan keputusan I yang menjadi keputusan I

2.      Pembalikan sebagian, ialah pembalikan dari keputusan universal menjadi keputusan particular. 
Pembalikan ini terjadi pada keputusan A yang menjadi keputusan I dan keputusan E yang menjadi keputusan O

1.2  Hukum-hukum pembalikan.

Keputusan A hanya boleh dibalik menjadi I.  Sebab , dalam keputusan alternatif predikat partikular  sedangkan subyek universal. Luas predikat lebih besar dari pada luas subyek

Misal: ‘semua kera adalah binatang’ hanya bisa dibalik menjadi ‘beberapa binatang adalah kera’. 

2. keputusan E selalu boleh dibalik.

Misal : ‘semua ayam bukan tikus’ bisa dibalik menjadi ‘semua tikus bukan ayam’ atau ‘beberapa tikus bukan ayam’.
3. Keputusan I hanya dapat dibalik menjadi keputusan I lagi.

Misal : ‘Beberapa orang itu sakit’ dapat dibalik menjadi ‘beberapa yang sakt itu orang’Keputusan O tidak dapat dibalik.

Misal : ‘ada manusia yang bukan dokter’ tidak dapat dibalik menjadi ‘ada dokter yang bukan manusia’.

2.      Perlawanan

Keputusan yang berlawanan adalah keputusan yang tidak dapat sama-sama benar atau tidak dapat sama-sama salah. Perlawanan itu  ada hanya kalau  keputusan itu mengenai hal yang sama , tetapi berlawanan isinya. Artinya kedua keputusan itu mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi bentuk dan luasnya berbeda, atau baik bentuk maupun luasnya  yang berbeda.

2.1  Kalau dibandingkan satu sama lain, nampaklah bahwa keputusan-keputusan berlawanan

1.      Menurut bentuknya. Disebut perlawan ‘kontraris dan’subkontraris’ (A – E; I – O)

2.      Menurut luasnya. Disebut perlawanan ‘altern’ (A – I; E – O)

3.      Baik menurut bentuk maupun luasnya. Disebut perlawanan ‘kontradiktoris’ (A – O; E – I)

2.2  Contoh perlawanan

1.      Perlawanan kontradiktoris ( A – O; E – I)

·         jika yang satu benar, yang lain tentu salah;
·         Jika yang satu salah, yang lain tentu benar;
·         Tidak ada kemungkinan yang ketiga.

Keputusan –keputusan ini tidak dapat sekaligus benar tetapi juga tidak dapat sama-sama sah. Dari keempat perlawanan perlawanan inilah yang paling kuat pernyataan universal dapat di jatuhkan dengan membuktikan kontradiktrisnya saja.
2.                  Perlawan kontraris (A – E)

 Jika yang satu benar, yang lain tentu salah;

  Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tetapi juga dapat salah;
 Ada kemungkinan yang ketiga, yakni keduanya sama salah.

3.                  Perlawanan sub kontraris (I – O)

·         Jika yang satu salah, yang lain tentu benar;
·         Jika yang satu benar, yang lain dapat salah tetapi juga dapat benar;
·         Ada kemungkinan yang ketiga, yakni tidak dapat keduanya sama-sama salah. Keduanya dapat sama-sama benar.

4.      Perlawanan subaltern (A – I; E – O)

·         jika yang universal benar, yang particular juga benar;
·         Jika yang universal salah, yang particular dapat benar, tapi juga dapat salah;
·         Jika yang particular benar, yang universal dapat salah, dapat benar;
·         Jika yang particular salah, yang universal juga salah;

   Singkatnya; kedua-duanya dapat benar, tapi juga dapat salah; mungkin  pula yang satu benar, yang lain salah.

Seluruh hukum ini dapat disingkat sebagai berikut:

Jika A benar, maka E salah, I benar dan O salah.
Jika E benar, maka A salah, I salah dan O benar.
Jika I benar, maka E salah, sedangkan baik A maupun O tak pasti.
Jika O benar, maka A slah, sedangkan baik E maupun I tak pasti.
Jika A salah, maka O benar, sedangakan baik E maupun I tak pasti.
Jika E salah, maka I benar, sedangkan baik A maupun O tak pasti.
Jika I salah, maka A slah, E benar, O benar.

jikaO salah, maka A benar, E salah, I benar

Sumber : http://emaparamita.blogspot.com/2014_08_01_archive.html (Lanur, Alex. (1983). Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius.)

2 comments:

  1. Sekedar saran. Lebih baik menggunakan contoh. Karena terkadang kita lebih mudah memahami contohnya

    ReplyDelete
  2. Iya sebaiknya menggunakan contoh

    ReplyDelete