Friday, August 29, 2014

Penyimpulan (BAB VI)


Penyimpulan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu dalam dan dengan kegiatan itu ia bergerak menuju ke pengetahuan yang baru dari pengetahuan yang telah di milikinya dan berdasarkan pengetahuan yang telag di milikinya itu.

-          Di sebut ‘ kegiatan manusia’. Karena mencakup seluruh diri manusia meskipun akal budinya yang memegang tampuk pimpinan .

-          Dengan kata ‘ bergerak’ mau di nyatakan perkembangan pikiran manusia

-          Ke pengetahuan yang baru menunjukan tujuan yang mau di capai dalam pemikiran , pengetahuan yang baru itu juga di sebut ke simpulan atau consequens. Hal ini juga menyatakan adanya sesuatu kemajuan, kemajuan itu terletak dalam hal ini : pengetahuan yang baru sudah terkandung dalam pengetahuan yang lama, tetapi belum di mengerti dengan jelas. Dalam pengetahuan yang baru itu barulah di demengerti dengan baik dasar serta sebab suatu kesimpulan di tarik ;

-          Dari pengetahuan yang di miliki menunukan titik pangkal serta dorongan untuk maju , dalam logika hal ini di sebut antecedens ( yang mendahului ) atau praemissae (premis , titik pangkal)

-          Berdasarkan pengetahuan yang telah di milikinya itu menunjukan bahwa antara pengetahuan yang baru dan pengetahuan yang baru dan pengetahuan yang lama ada hubungan yang bukan kebetulan. Hubungan ini di sebut konsekuensi ( consequencia) atau hubungan penyimpulan

Baik antecedens maupun consequens selalu terdiri atas keputusan . keputusan pada gilirannya terdiri atas term-term . baik keputusan –keputusan maupu term-term meruapakan materi merupakan materi penyimpulan . sedangkan hubungan penyimpulan (konsekuensi) meruapakan forma penyimpulan itu

Kesimpulan bisa lurus bisa tidak lurus atau palsu . ke simpulan itu harus lurus apabila dan dapat di tarik dari antecedensnya . kesimpulan itu tidak lurus atau palsu. Apabila tidak ada atau tidak boleh di tarik dari padanya.

2. macam-macam penyimpulan

2.1. dari sudut bagaimana terjadinya kita menemukan

1.      penyimpulan yang langsung ( secara intuitif)

Dalam penyimpulan ini tidak di perlukan pembuktian –pembuktian , secara langsung di simpulkan bahwa subyek (s) = predikat (p) . hal ini terjadi pada azas-azas pemikiran (bab IX). Pembalikan dan perlawanan bab V) ekuivalensi (misalnya : tidak semua orang kurus = beberapa semua orang kurus = beberapa orang kurus) dan keputusan –keputusan langsung ( misalnya : ini hijau , budi , dsc).


2.      peyimpulan yang tidak langsung

Penyimpulan ini di peroleh dengan mengunkan term-an tara (M). dengan term –antara di berikan alasan mengapa subyek (s) = predikat (p) atau subyek (s) =/ predikat (p).

2.2    juga dapat dilihat dari isi ( benar) dan bentuk lurusnya . kesimpulan pasti benar :

1.       apabila premisnya benar dan tepat . hal ini adalah material penyimpulan

2.       apabila jalan pikiranya lurus  jalan pikirannya lurus. Artinya , hubungan antara premis dan        kesimpulannya haruslah lurus. Dan inilah sudut formal suatu penyimpulan.

3.       sehubungan dengan ini baiklah di berikan hukum-hukum yang berlaku untuk segala macam penyimpulan. Beginilah bunyinya :

1.       jika premis –premis benar , maka kesimpulan juga benar
2.       jika premis-premis salah maka kesimpulan dapat salah tetapi dapat juga kebetulan benar
3.       jika kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah ;
4.       jika kesimpulan benar , maka premis-premis dapat benar tetapi dapat juga salah .

dengan ini mau di katakan bahwa :

1.       jika premis-premis benar, tetapi kesimpulan salah , maka jalan pikirannya ( bentuknya) tidak lurus;

2.       jika jalannya (bentuknya ) memang lurus tetapi kesimpulannya tidak benar, maka premis-premisnya salah dari salahnnya kesimpulan dapat di buktikan salahnya premis-premis.

3.       Ketika perlawanan subaltern di bicarakan kata induksi dan dedukasi sudah di singgung sebentar kata ‘induksi’ dan deduksi’ sudah  di singgung sebentar. Sekarang kedua kata  itu mau di uraikan sedikit lebih khusus

4.1.  Induksi adalah suatu proses yang tertentu. Dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pentehauan yang umum atau universal  dari pengetahuan yang ‘ khusus’ atau partikular. (ingatlah akan bedaan antara keputisan ‘universal’ dan keputisan ‘umum ‘. Bab IV).

4.2. Desuksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘ umum’ . yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.

4.3. Induksi dan deduksi selalu berdampingan .keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran


No comments:

Post a Comment